
Sampit, 15 Maret 2025 – Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Kotawaringin Timur menggelar Seleksi Lomba Bertutur Kitab Suci di Aula Gereja Santo Joan Don Bosco, Sampit. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kecintaan terhadap firman Tuhan sejak usia dini serta mengasah kemampuan anak-anak dalam menyampaikan cerita dari Kitab Suci dengan baik dan penuh penghayatan.
Seleksi ini diikuti oleh 11 peserta yang berasal dari berbagai lingkungan dan sekolah Katolik. Ketua penyelenggara seleksi, Frans Olla, menyampaikan bahwa lomba ini memiliki misi penting dalam membangun generasi yang mengenal dan memahami nilai-nilai luhur Kitab Suci.
Menanamkan Nilai-Nilai Kitab Suci Sejak Dini
Dalam sambutannya, Frans Olla menekankan pentingnya pembelajaran dan penghayatan terhadap Kitab Suci bagi anak-anak. “Lomba Bertutur Kitab Suci bertujuan agar anak-anak kita, sedini mungkin, mulai belajar dan menghayati nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap teks Kitab Suci, serta menumbuhkan kecintaan mereka terhadap firman Tuhan,” ungkapnya.
Namun, ia juga menyoroti minimnya jumlah peserta yang mengikuti seleksi tahun ini. Menurutnya, hal ini menjadi bahan evaluasi bagi panitia untuk memperbaiki tata cara sosialisasi agar lebih efektif ke depannya. “Mungkin cara sosialisasi perlu dievaluasi lagi agar semakin banyak anak-anak yang tertarik mengikuti lomba ini,” tambahnya.
Peningkatan Kerja Sama dengan Sekolah Katolik
Senada dengan itu, Bendahara LP3KD Kotim, Fidelis Betti Riani, juga menyoroti perlunya peningkatan kerja sama dengan sekolah-sekolah Katolik serta penyelenggara Sekolah Minggu. Menurutnya, keterlibatan sekolah-sekolah dapat membantu dalam menjaring lebih banyak peserta serta meningkatkan kualitas dalam lomba Bertutur Kitab Suci di masa mendatang.
“Kami perlu memperkuat kerja sama dengan sekolah-sekolah Katolik dan Sekolah Minggu, karena dari sana kita bisa menemukan lebih banyak anak-anak berbakat yang memiliki potensi dalam bidang ini,” ujarnya.
Evaluasi dari Dewan Juri
Setelah seluruh peserta tampil, dewan juri yang terdiri dari Pater Firdaus, MSF, Suster Yuliana, SPC, dan Florentina Ari memberikan beberapa evaluasi penting sebelum mengumumkan para pemenang.
Pater Firdaus mengingatkan para peserta agar tidak hanya menghafal teks secara kaku, tetapi juga mampu berimprovisasi dalam penyampaian cerita. “Bertutur Kitab Suci bukan hanya sekadar membaca teks, tetapi juga harus bisa membawakannya dengan alami agar lebih menarik,” jelasnya.
Suster Yuliana menambahkan bahwa selain hafalan, penjiwaan dan intonasi yang jelas sangat diperlukan agar pesan dari cerita bisa tersampaikan dengan baik kepada audiens. “Anak-anak harus memahami isi cerita yang mereka bawakan dan mengekspresikannya dengan perasaan yang tepat,” katanya.
Florentina Ari turut memberikan masukan bahwa bahasa tubuh dan mimik wajah yang sesuai dengan jalan cerita sangat penting dalam bertutur Kitab Suci. “Ketika anak-anak tampil, mereka harus bisa menarik perhatian audiens dan juri dengan ekspresi wajah serta gerakan yang mendukung cerita,” imbuhnya.
Pengumuman Pemenang
Setelah melalui proses seleksi yang ketat, dewan juri akhirnya mengumumkan tiga peserta terbaik dalam lomba Bertutur Kitab Suci kali ini:
- Zeline Grylee Pranantha (Juara 1)
- Yosua Abigail Pahagantha (Juara 2)
- Gabriella Arcila (Juara 3)
Para pemenang ini dinilai memiliki kemampuan terbaik dalam menyampaikan cerita dengan penghayatan yang mendalam, intonasi yang jelas, serta ekspresi yang mampu menarik perhatian audiens.
Harapan untuk Ajang Pesparani Daerah
Wakil Ketua 1 LP3KD Kotim, Adrianus Salampak, menyampaikan harapannya bahwa dari berbagai kegiatan yang telah diselenggarakan, LP3KD Kotim dapat mengutus perwakilannya dalam ajang Pesparani Daerah.
“Kami berharap dari seleksi ini, LP3KD Kotim bisa mengirimkan perwakilannya di ajang Pesparani Daerah, minimal dalam tiga kategori utama, yaitu Paduan Suara, Cerdas Cermat, dan Bertutur Kitab Suci,” ungkapnya.
Dengan adanya seleksi ini, diharapkan semakin banyak anak-anak Katolik yang termotivasi untuk mendalami firman Tuhan dan mengembangkan bakat mereka dalam bertutur Kitab Suci. Kegiatan ini bukan hanya sekadar ajang lomba, tetapi juga sarana untuk membentuk generasi muda Katolik yang mencintai dan memahami isi Kitab Suci dengan baik.
Melalui upaya yang berkelanjutan dan dukungan dari berbagai pihak, LP3KD Kotim optimis bahwa lomba Bertutur Kitab Suci di masa depan akan semakin diminati dan mampu mencetak lebih banyak generasi yang siap menjadi pewarta firman Tuhan dengan penuh semangat dan penghayatan.
Mr.Ebr-Sampit melaporkan .